Senin, 10 Oktober 2011

Pembudayaan Matematika di Sekolah Untuk Mencapai Keunggulan Bangsa



By : Dr. Marsigit, M.A
Reviewed by : Fauzani Agitya Cahyantoro

“anything about the object of thought, including mathematics, always has a value includes 4 (four) things: value due to its meaning, because the value purpose or benefit, the value due to its function and value due to its uniqueness. In order to an attempt is made to civilize math in school, then we should use dimensional math or math on the dimensions of the material transition to formal mathematics. Acculturation of mathematics in schools can emphasize the human relationships in the dimensions and value of both individual differences in ability and experience.” Hartman (1942). If mathematical viewed as absolute truth and certainty, but the role of individuals is very prominent in achievements. But students can be viewed as an evolving creature (progress). Therefore mathematics is seen as more humane, among others, can be considered as language, human creativity. Student have the right of individuals to protect and develop themselves and their experiences according to its potential. The ability to do math problems is the nature individuals. Teachers have three main functions: as a facilitator, as a source teaching and monitoring students' activities. Thus, teachers can develop methods variance learning: lectures, discussions, giving assignments, seminars, etc.. Source study or reference is the central point in the learning of mathematics.  Literally, the crystallization of these dimensions gives mathematical communication meaning of mathematical material communication, formal communication of mathematics, and normative communication of mathematics.

To be able to cultivate an understanding of the meaning of mathematics is needed mathematics in various dimensions. Dimensional mathematical meaning can be seen from the side dimensional mathematical objects to concrete objects and mathematical dimensions to obyekobyek
mind. Mathematical communication includes communication materials, formal communication, normative communication and spiritual communication. In relation to learning mathematics then we are more suited to define mathematics as the mathematics school, but for college-level mathematics we define as formal mathematical or axiomatic. Mathematics can contribute to the civilizing nation of excellence through innovation pembelajran conducted on a continuous mathematical constantly. In relation to obtaining the benefits the nation then we can think of mathematics, learning mathematics and mathematics education at different hierarchy
level or the level of intrinsic, extrinsic or systemic.

KEGIATAN PENELITIAN SEBAGI USAHA UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU MATEMATIKA



By : Dr. Marsigit, M.A
Reviewed by : Fauzani Agitya Cahyantoro

Ebbutt and Straker (1995: 60-75), gave his view that in order for potential students can grow and learn mathematics in an optimal, assumptions about the characteristics of the subject students towards learning mathematics and impikasi given as follows: Students will learn math if they have the motivation, with implications for research and
learning that teachers need to: provide a fun activity, attention desires of students, build understanding through what is known by students, creating classroom atmosphere that supports learning, provide activities that are consistent with the objectives learning, providing challenging activities, provide activities that give expectations of success, valuing each student achievement. with implications for research and learning, therefore, implications for learning mathematics is that teachers need to: know the advantages and shortage of their students, plan activities appropriate to the level of student ability, build knowledge and skills that he acquired a good student at school and at home, and use records of student progress (assessment) Pupils learn math either independently or through cooperation with his friend, which implies that teachers need to: provide learning opportunities within the group to train co-operation, provide learning opportunities in the classical style to give opportunity to exchange ideas, provide the opportunity for students to perform activities independently, involving students in decisions about activities that going to do, and teaches how to learn mathematics. Pupils need contexts and different situations in studying mathematics, which implies that teachers need to: provide and use various props, giving the opportunity to learn mathematics in different places and circumstances, provide an opportunity to use mathematical for various purposes, develop the attitude of using mathematics as a tool for solve problems both at school and at home, appreciate the contribution of tradition, culture and art in the development of mathematics, and help students assess their own activities math.

If we want teachers of mathematics education reform is the research
mathematics education will become a necessity. Apart from the formal legal aspects of the activities mathematics education research both by teachers, lecturers as well as by prospective teachers will give many benefits. With the study of mathematics education we can know the difference individuals or groups in the study the mathematics, we can determine the position students in groups, able to compare learning outcomes between groups. We can also do a match between objectives and results of learning outcomes: whether the standard of competence or basic competence has been achieved? Research results can be used for improvements programs, guidance, provision of information to the public. Besides that we also can make comparisons between the performances and the criteria for each dimension of the program and improvement program and the inference results of mathematics education as a whole.

PURSUING GOOD PRACTICE OF SECONDARY MATHEMATICS EDUCATION THROUGH LESSON STUDIES IN INDONESIA


By : Dr. Marsigit, M.A
Reviewed by : Fauzani Agitya Cahyantoro

Ada bukti kuat bahwa Pelajaran Studi adalah peningkatan kegiatan siswa yaitu meliputi antusiasme, motivasi, dan kinerja. Hal ini juga meningkatkan profesionalisme guru dalam hal kinerja mengajar, variasi mengajar metode / pendekatan, kolaborasi. Butuh waktu bagi guru untuk beralih dari berpusat pada guru kepada yang berpusat pada siswa. Guru mengembangkan metode pengajaran yang didasarkan pada lebih kegiatan dan kehidupan sehari-hari memanfaatkan bahan lokal.

Siswa belajar aktif dan terlibat dalam diskusi untuk berbagi ide diantara teman-teman sekelas. Siswa menikmati belajar dengan merespon, pelajaran itu tidak begitu formal, isinya lebih mudah untuk belajar, mampu mengekspresikan ide-ide mereka, siswa punya banyak waktu untuk diskusi dengan mereka teman sekelas, lebih percobaan sains dan matematika. Guru mendapat metode alternatif untuk membiarkan siswa belajar dan membangun konsep-konsep mereka sendiri. Namun, guru mengambil waktu untuk mendapatkan digunakan untuk mengembangkan model pengajaran oleh mereka sendiri. Untuk mengembangkan pengalaman mereka, para guru juga perlu berpartisipasi sedemikian sering macam lokakarya atau seminar. Dengan menggunakan bahan-bahan mengajar guru-guru bisa melakukan proses belajar mengajar lebih efisien. Siswa menikmati mereka proses belajar karena mereka terlibat dalam mengamati dan melakukan hal-hal. Mereka bahan pengajaran juga meningkatkan motivasi siswa dan minat dalam belajar bahan. Meskipun ada mungkin macam materi pengajaran yang telah dikembangkan melalui kegiatan Lesson Study, ada topik masih lebih yang perlu memiliki atau memiliki bahan-bahan pengajaran yang lebih baik.


LESSON STUDY: Promoting Student Thinking on the Concept of Least Common Multiple (LCM) Through Realistic Approach in the 4th Grade of Primary Mathematics Teaching


By : Dr. Marsigit, M.A
Reviewed by : Fauzani Agitya Cahyantoro

“Guru membiarkan siswa untuk bekerja secara individu dan dalam kelompok yang kurang formal untuk melakukan mathematisasi horisontal, dan kemudian mengantisipasi struktur untuk meningkatkan kegiatan yang lebih bersifat matematisasi formal.” Apakah Matematisasi horisontal itu?
Dari suatu analisis pelajaran yang telah disampaikan, siswa diupayakan untuk mengembangkan mathematisasi horisontal yaitu melalui beberapa kegiatan sebagai berikut:
a. mengidentifikasi atau menjelaskan matematika spesifik:
• dalam kegiatan rutin ada konsep penjumlahan dan pengurangan yaitu
7 + 7 + 7 + 7 .... atau mengurangi dengan 7 (untuk berenang)
8 +8 +8 +8 +8 .... atau mengurangi dengan 8 (untuk berkebun)
• dalam pertanyaan "berapa kali kegiatan umum" ada konsep "frekuensi" atau "Selain itu mengulangi atau pengurangan" misalnya:
- Selama 10 bulan, Shinta pergi ke berenang 10 x 5 = 50 kali
- Selama 10 bulan, Shinta pergi ke berkebun 10 x 4 = 40 kali
b. schematizing, ialah merumuskan dan visualisasi masalah dalam cara yang berbeda
• ada berbagai cara dalam menentukan multiple nomor 7 dan 8 misalnya menggunakan kalender, menggunakan seri angka, menggunakan kalkulator dan memanipulasi simbol-simbol yang berbeda untuk 7 dan 8.
• Ada skema yang berbeda pada menentukan bentuk umum dari 7 dan 8 c. menemukan hubungan
d. menemukan keteraturan
• Konsep membangkitkan keteraturan dari konsep "kegiatan rutin"
e. mengenali aspek dalam masalah yang berbeda isomorfik
• Para siswa mengidentifikasi bahwa kegiatan yang akan dimanipulasi tidak hanya tentang "berenang" dan "berkebun", tetapi juga dapat berupa sebagai "kelompok belajar", "kegiatan laboratorium" atau "pergi ke perpustakaan"
f. mentransfer masalah dunia nyata untuk masalah matematika
• Ada konsep-konsep kunci mencerminkan dengan kata kunci tentang bagaimana siswa dapat mentransfer masalah dunia nyata ke dalam konsep matematika "umum", "biasa", "rutin", "jumlah", dll
Kesimpulan
Dalam Lesson Study, para peneliti telah merangkum upaya guru untuk mempromosikan Konsep berpikir siswa Least common multiple (LCM) Melalui Pendekatan Realistis. Hasil mencolok dari studi ini digambarkan bahwa:
1. Cara berpikir siswa tentang konsep LCM disumbangkan oleh mempekerjakan guru dalam konteks kehidupan nyata sebagai titik awal untuk pembelajaran mereka.
2. "Format kalender masalah" adalah model yang berguna bagi siswa untuk menjembatani pemikiran matematika antara abstrak dan nyata, dan membantu siswa untuk belajar LCM di berbagai tingkat abstraksi.
3. Berpikir siswa tentang konsep LCM bersamaan dipengaruhi oleh penggunaan produksi mereka sendiri rumus dan strategi
4. Dalam pemikiran konsep LCM, interaksi antara guru dan siswa, siswa dan siswa adalah kegiatan penting.
5. siswa berpikir tentang konsep LCM dipengaruhi oleh koneksi antara untaian konsep-konsep matematika dikembangkan sebelumnya misalnya konsep faktor nomor, koneksi dengan masalah-masalah yang berarti di dunia nyata.

Minggu, 02 Oktober 2011

GERAKAN REFORMASI UNTUK MENGGALI DAN MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI MATEMATIKA UNTUK MENGGAPAI KEMBALI NILAI-NILAI LUHUR BANGSA MENUJU STANDAR INTERNASIONAL PENDIDIKAN


By :Dr. Marsigit, M.A
Reviewed by : Fauzani Agitya Cahyantoro


      The national education reform must be able to renew the vision and develop educational paradigm and scrape out the constraints provision of education by maintaining and improving the quality and professionalism and community empowerment towards Indonesia is Indonesia's New open, democratic and united. 
For an educational practitioners (teachers), reforms education are beyond the reach of his thinking and ability. However, considering the education of teachers is a critical success, then the teacher can play a role object and subject of educational reform by increasing ability to educate and manage the classroom. But in reality it is not easy to educate because students find that learning is not easy. Still there are gaps that large enough between idealism and practice of educating in the field. In the field of education, teachers need to continually evaluate deficiency or advantages of teaching in order to obtain information for improving teaching; if need to learn new techniques are more attractive and effective (Alexander, et al, in Bourne, 1992). For that teachers need to receive encouragement and assistance of the parties  mainly related Principal and school inspector, so that they can realize the teaching well: but it is important to the role and functions of Head of School, Supervisors, and Supervisors redefined return to conditions more conducive educational environment for teachers and students to develop themselves. 
      A teacher can reflect the style of teaching good and if the teacher flexible ways of organizing master classes, use of teaching resources, the achievement of teaching according to student ability, development of evaluation systems, handling of individual differences, and achieve a style specific teaching according to need. 
      Required a 'political will' of government to put education back to the essence of 'educate' in accordance with nature 'subject learners' and the nature of 'scientific', so that education is not only seen as something that is 'required' but something that is 'required' by the student, so education is not just look at the subject of students as 'investment' as the subject development but need to be 'developed'.

Stimulating Primary Mathematics Group-Discussion


By :Dr. Marsigit, M.A
Reviewed by : Fauzani Agitya Cahyantoro
Pengertian analisis teoritis adalah kegiatan teori, konstruktif dan konsep partisipasi terbimbing.  Dalam pengaturan kelompok-diskusi, pengembangan kegiatan terlihat baik secara implisit dan eksplisit, dan juga ada indikasi bahwa kesempatan siswa untuk mengembangkan pemahaman mereka semakin meningkat. Peran guru menjadi salah satu faktor penting bagi anak-anak mereka untuk mengembangkan kemampuan kognitif mereka di antara kendala mereka dalam kelompok-diskusi.   peran ini tidak hanya terbukti dalam diri guru yang memiliki kesadaran akan tujuan-tujuan pembangunan, tetapi juga pengetahuan siswa mereka, kepekaan guru untuk kepentingan siswa dan  juga motivasi.
Ada indikasi bahwa dalam setiap siklus siswa tidak hanya sekedar berperilaku sebagai pelaksana kegiatan tetapi juga sebagai agen aktif dalam membangun kegiatan sendiri. Beberapa siswa tidak hanya tetap dalam peran mereka sebagai konstruktor di banyak sesi, tetapi juga peran lain aktif seperti peran asisten. Efek pemogokan aktivitas dalam kelompok-diskusi adalah bahwa keterampilan percakapan dari mereka menjadi jelas, beberapa dari mereka mempunyai inisiatif sendiri-sendiri,. Dengan mengamati pada transisi dari satu aktivitas ke aktivitas lainnya,  jelas merupakan aspek penting dari interaksi kegiatan
negosiasi. 
kesimpulannya, melalui tindakan kelas berupa diskusi kelomok ini siswa tidak hanya menjadi sebagai pembelajar aktif tetapi juga sebagai konstruktor hidup pengetahuan mereka sendiri.

HELPING TEACHER TO DEVELOP MODEL FOR SECONDARY MATHEMATICS TEACHING: Action Research of Indonesian Secondary MathematicsTeaching

By : Dr. Marsigit, M.A
Reviewed by : Fauzani Agitya Cahyantoro

Tujuan utama dari penelitian tentang “usaha untuk membantu guru menggunakan model mengajar matematika sekunder” ini adalah untuk secara aktif meningkatkan praktek mengajar matematika pada model posisi yang ideal bagi pengajaran matematika sekunder dan atas dasar asumsi bahwa guru dapat belajar dan menciptakan pengetahuan melalui pengalamannya dan mengamati serta merenungkan pengalaman itu. Manfaatnya adalah proses pemahaman guru dan situasi belajar mengajar yang akan ditingkatkan. Pengamatan menunjukkan bahwa setiap kali siswa tidak memiliki kesempatan untuk mengajukan pertanyaan mereka, mereka kemudian cenderung melakukan kegiatan lain. 
Salah satu cara untuk mengatasi masalah ini adalah dengan memberikan kesempatan kepada guru untuk mengembangkan lesson study. Tampaknya bahwa baik guru dan siswa mereka mengambil manfaat menggunakan lesson study, namun, implikasi dari mengembangkan lesson study oleh guru untuk pemenuhan kebutuhan akademik kompetensi ditandai sebagai implikasi tidak langsung karena tidak ada penggambaran yang riil dari skema itu. Faktor-faktor mengapa para guru memiliki kesulitan dalam mengembangkan skema diatas adalah kurangnya pemahaman guru tentang usul dari apa yang disebut 'diskusi' dan bagaimana implemen di proses belajar mengajar.
Secara khusus, penelitian tentang “usaha untuk membantu gurumenggunakan model mengajar matematika sekunder” ini merekomendasikan bahwa guru dapat: (1) Memfasilitasi berbagai kebutuhan siswa melalui pengembangan kompetensi akademik "lesson-study" untuk siswa, mempromosikan kegiatan diskusi, membimbing siswa, dan mengembangkan skema untuk komunikasi antara kelompok-kelompok, (2) Mendorong siswa untuk menjadi pembelajar aktif melalui pengembangan "lesson study" bagi siswa, siswa mengembangkan pembelajaran dalam kelompok, mengintensifkan dan pemantauan tugas mahasiswa dan homeworks, mempromosikan diskusi metode pengajaran,