Minggu, 20 Januari 2013

Pengembaraan Pemikiran dalam berfilsafat


Fauzani Agitya Cahyantoro
09301244012


Filsafat adalah ilmu tua. Setiap ilmu dalam filsafat digunakan bukan untuk orang awam tetapi untuk orang profesional. Oleh karena ilmu pada orang awam tidak tersusun dengan baik dan kadang-kadang bisa sangat fatal dalam mengambil suatu keputusan. Sedangkan pada orang yang profesional ilmunya sudah tertata dengan baik, dan terarah. Filsafat itu peduli sekali terhadap ruang dan waktu, aturan, maupun komitmen. Filsafat itu bersifat halus lembut. Bahkan filsafat lebih lembut daripada udara. Sebagai contohmari kita bayangkan melihat bulan dilangit selembut itulah filsafat. Di dalam filsafat, sopan santun terhadap ruang dan waktu diikuti oleh bahasa gerak gerik yang lembut pula. Oleh karena lembut maka diperbanyak kata maaf didalamnya.
pertanyaandan jawaban
Abdul Kholik :
1.       Apakah filsafat itu?
“Filsafat itu pola pikir yg telah melakukan kajian atau mempelajari pikiran. pikiran manusia bersifat terbatas, bagaimana manusia mencoba mengungkap suatu misteri, itulah filsafat. kita harus menggunakan hati sebagai komandan dalam berfilsafat. para filsof sudah mencoba membuktikan keberadaan Tuhan serta dia ingin mencoba menggali pengetahuan tentang kejadian alam. Itu karena mereka tidak menggunakan hati mereka sebagai komandan dalam berfikir. Maka jadikanlah hatimu sebagai komandanmu. Setinggi-tinggi pikiran itu adalah hati. Segala ada dan yang mungkin ada itulah suatu pemikiran filsafat.segala sesuatu yang berawal akan berakhir.”
2.       Jikalau semua yang ada awalnya akan berakhir, apakah neraka dan surga juga akan berakhir?
“Tepatnya ada di ayat2 alquran itulah bagaimana kita menanggapi masalah pertanyaan tersebut.”
Hastin:
1.       Apa hubungan matematika dengan filsafat?
“Filsafat bisa diletakkan didepan apapun. filsafat tempe,filsafat matematika. semua yg ada dan yg mungkin ada itulah yg dipelajari dalam filsafat. omongan yang sedang kita pelajari ini adalah dalam rangka mengadakan yg mungkin ada.”
2.       Mengapa  para filsof tidak bisa lari dari filsafat?
“Jangankan para filsof. Orang-oarng yg brpikir saja tidak bisa lari dari filsafat, apa lagi para ahli filsafat. Filsafat adalah diriku sendiri. Maka aku tidak bisa lari dari diriku sendiri.”
3.       Bagaimana kita bisa menjalankan hidup yang seimbang?
“Sulit. Karena kita selalu mencari kebutuhan untuk hidup kita yg mana akan selalu terjadi ketidak seimbangan. Akan tetapi keseimbangan selalu ada dimana-mana. Walaupun didalam suatu ketidak seimbangan yang besar pasti terdapat keseimbangan disana. Ada dunia besar ada dunia kecil, dunia diri kita sendiri.”
Auri : Aliran apa yang akan diikuti oleh para filsof?
“Maka kita harus mempelajari aliran itu sendiri. Salah benar iiu relatif.”
Listya :
1.       Sudut manakah yag benar dan yang salah dalam filsafat?
“Hati merupakan kebenaran absolut.”
2.       Bagaimana cara menerapkan filsafat dalam kehidupan sehari-hari?
“Filsafat adalah suatu pola pikir. Maka disaat kita berfikir disaat itulah kitaberfilsafat.”
ade :
1.       Bagaimanakah cara seorang berfilsafat?
“karena dia (seorang filsof) berfikir secara intensif dan extensif. seperti contohnya matematika adalah kegiatan bermain pola itu merupakan salah satu orang yang sedang berfilsafat.”
2.       Apa yg seharusnya dilakukan jika terjadi penyakit hati?
“Setiap penyakit ada obatnya. Obatnya adalah berdoa, berinteraksi dengan Tuhan.”
kafit: Bagaimana cara meninggalkan malas menggunakan pemikiran filsafat?
“kalau masih ada rasa malas maka dia tidak akan lulus dalam suatu hal. Berfilsafat pun juga begitu.”
Mira:
1.       Apa bedanya berfikir filsafat dengan ilmiah?
“Filsafat itu berfikir secara reflektif, sedangkan berfikir ilmiah belum tentu reflektif. seperti matematikawan itu belum tentu reflektif, karena misalnya jika dia melakukan suatu penelitian maka penelitian itu belum tentu ia lakukan reflektif kedalam pemikirannya. Berfikir filsafat itu juga berfikir ilmiah. “
2.       Mengapa didalam setiap berfikir saya selalu dalam kebimbangan?
“Maka kita harus berdoa. Bedoa adalah jawabannya”
 Nurita :
1.       Bagaimana kita dapat membuat hidup yang bermakna?
“Kita harus saling terjemah dan menterjemahkan, berikhtiar dalam doa, habluminannas dan hablumninallah. Kita harus mencari sebanyak-banyaknya pengalaman dalam hidup kita. “


2.       Apakah bisa kita berfikir tanpa pengalaman?
“Bisa. Contohnya semua orang takut dengan harimau, tetapi kita belum pernah merasakan bagaimana diterkam oleh harimau. Maka yg mendasari pemikiran itu adalah logika bukan pengalaman. Gunanya berfilsafat adalah supaya pengalaman kita difikirkan. pikiran dibentuk menjadi pengalaman, pengalaman direfleksikan dalam fikiran itulah namanya interaksi / menterjemahkan. Berfilasafat itu juga memuat psikologi (the power of mind).”
Hany : Bagaimana cara kita menghadapi org yg tidak suka dengan kita?
“Berdoalah agar kita diberi kemudahan dan diterima oleh orang tersebut.”
Siti : apa perbedaan tujuan dan cita-cita?
“Begini tujuan adalah fakta. di  dalam diri manusia terdapat fakta dan potensi. potensi adalah fakta yg belum terwujud. maka ketika kita lahir kita sudah mempunyai fakta dan potensi. Fakta adalah segala yang ada pada diri kiat sedangkan potensi adalah segala sesuatu yang mungkin ada dalam diri kita. maka dari itu Cita-cita merupakan suatu potensi.”

Pertanyaan :
jika sebuah kesimpulan dapat di ambil dari sebuah pemikiran dalam filsafat setelah mengalami perdebatan panjang dan berhenti pada satu titik. Apakah setiap kesimpulan yang hanya berorientasi pada “tak terbantahkan” itu akan selalu menjadi keputusan yang final?

MENEMBUS RUANG DAN WAKTU BERKENALAN DENGAN IKHLAS


Fauzani Agitya Cahyantoro
09301244012


                Refleksi kali ini diawali dengan menuliskan 10 pertanyaan secara spontan kepada bapak Marsigit. Pertanyaan kemudian dikumpulkan lalu dibaca oleh Bapak Marsigit satu persatu. Pertanyaan pertama dari saudari Mira tentang hal ikhwal ikhlas. Jawabannya, ikhlas dapat menembus ruang dan waktu, ikhlas termasuk ke dalam spiritual pondasionalism. Ikhlas dapat berarti luas yang meliputi sabar, tawakal, pengendalian diri  dan lain-lain.
Seorang spiritualis berkata,”Aku sedang menyaksikan hiruk pikuk orang berlalu lalang,tidak lebih nya mereka adalah mayat2 hidup yg berjalan”.
Orang yang sedang bersamanya menjawab,”Kenapaengkau bisa menyimpulkan seperti itu wahai Spiritualis?”
Spiritualispun menjawab,”Karena melihat sebagian dari mereka itu tiadalah doa didalam hati.”
Menurut kaum spiritualis jika engkau semenitpun tidak berdoa maka engkau seperti mayat hidup. jadikanlah doamu itu selalu kontinu dalam keadaan apapun. berfilsafat itu pola pikir, deajatnya lebih rendah dari spiritualis.
Seorang fisuf berkata,”Aku sedang menyaksikan hiruk pikuk orang berlalu-lalang, akan tetapi sebagian mereka itu tidak lebihnya sepeti mayat2 yang hidup,
seorang yang bersamanya bertanya,”kenapa engkau bisa menyimpulkan seperti itu wahai Filsuf?”
Filsufpun menjawab,”Karena sebagian dari mereka itu sebenar2nya tidak berfikir.”
Ruang itu dapat dimisalkan sebagai dimensi satu, dimensi dua, dimensi tiga seperti di dalam matematika. Dimensi, material, formal, normatif, dan spritual juga adalah ruang. Tua muda, suami istri juga merupakan ruang. Maka yang ada dan yang mungkin ada mempunyai dimensi ruang. Berfilsafat itu harus mempunyai ketrampilan menembus ruang-ruang yang ada kalau tidak fisikku maka formalku. Jika dalam menembus, dikenalnya diri di kampung adalah formal. Waktu ada tiga macam menurut Kant, yaitu waktu kerurutan, berkelanjutan dan bersatuan. Untuk bisa memahami ruang kita gunakan waktu, untuk bisa memahami waktu kita gunakan ruang.
Secara normatif bagaimana kita menembus ruang dan waktu? Ada metodologinya, yaitu: pemahaman kita akan fenomenologi (didalamnya memuat ruang dan waktu) dan pemahaman fondalisme atau anti fondalisme (intuisi). Femonolgi tokohnya Husserl, di dalam femonolgi apapun nantinya diterapkan dalam matematika karena hubungannya sangat dekat. Di dalam femonologi tersebut ada dua macam: idealisasi dan abstraksi. Idealisasi adalah menganggap  sempurna sifat yang ada, karena di dunia ini tidak ada yang sempurna. Abstraksi adalah kodrat, dipilih atau memilih, atau kegiatan mereduksi (reduksionisme). Hakekatnya manusia itu reduksionis, dimana kita akan mati saja sudah ditentukan. Lahir dan mati bagaikan fungsi korespodensi satu-satu, manusia yang lahir pasti akan mati. Tidak ada manusia yang lahir sekali tapi dalam hidupnya bisa mati sampai lima kali. Hidup juga kontradiksi, karena pada saat kita bersifat reduksi maka disaat yang sama kita bersifat melengkapi. Manusia berusaha untuk melengkapi hidupnya, ilmunya, keluarganya, inilah sebenar-benarnya kita bersifat kontradiksi.
Seseorang atau makhluk bisa menembus ruang dan waktu sangatlah hebat. Jika berpikir filsafat maka profesional yaitu cirinya lebih spesifik dan rinci serta dapat diberikan contohnya. Menembus ruang dan waktu tidak ada subjeknya maka apabila kita beri siapa yang akan menembus ruang dan waktu maka akan menjadi lebih rinci lagi. Ternyata manusia mempunyai dimensi yang lengkap, yaitu dimensi material, formal, normatif dan spritual. Dan karakter menembus ruang dan waktu ternyata mempunyai karakter yang berbeda, secara material misalnya kita terjun payung maka kita berpindah dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah, secara formal misalnya kenaikan pngkat, secara normatif misalnya pikiranku bisa menembus ruang dan waktu dengan sekejap pikiranku bisa sampai dengan cepat di London, Tokyo dsb, apalagi secara spritual karena hukumnya doa lebih cepat dari pikiran. Menembus ruang dan wktu adalah apa dan siapa apakah dengan sadar atau tidak sadar.
Sebab dari segala sebab bagi orang yang percaya dan beragama itu Tuhan. dalam filsafat disebut Kausa Prima, (menurut : Aristoteles) maka orang beragama itu merupakan kaum pondasionalism yg hidupnya berdasarkan sebab awal. maka perjanjian adalah merupakan pondasion, ijab qobul juga merupakan suatu pondasion. Apakah ada yg tidak menggunakan pondasion? Ada misalnya intuisi, sejak kapan anda dapat membedakan besar kecil? Kalau anda tidak dapat membedakannya berarti anda bukan merupakan golongan intuisionism. Sejak kapan kau bisa membedakan laki-laki perempuan? maka, banyak sekali sampai tak terhingga anda tidak dapat mengetahui awal permukaannya, itulah yang dinamakan intuisionism.
Dua hal filsafat oportunitisme dan perfeksionisme yang memberikan dampak kurang baik bagi lingkungan sekitar akan menimbulkan pemikiran filsafat yang hedonis dengan syarat utama faktor ekonomi sebagai rajanya. Oportunis dalam mencapai ke puncak kemapanan ekonominya. Begitu pula perfeksionis dalam mencapai ke puncak kemapanan ekonominya. Bagi saya pola pemikiran hedonisme adalah tentang sebuah konsumsi akan kebutuhannya setelah melakukan oportunis dan perfeksionis kemapanan ekonominya tercapai. Hal itu menimbulkan berbagai pola pemikiran yang tiada henti. Bisa saja disebut nafsu.
Akan tetapi suatu saat kekontinuan pola konsumtif dalam filsafat hedonisme dapat terhenti melalui sebuah prosesi ilmu pengetahuan. Dimana pada masanya terbukti bahwa jaman dimana ilmu pengetahuan menjadi raja juga pernah terjadi. Dan pada masa sekarang, hal itu sudah mengalami perubahan dalam hal-hal tertentu.
Sebuah tanda ini memunculkan intisari akan sebuah keabsolutan spiritualisme sebagai hal yang seharusnya dinilai melebihi transeden yang tercipta. Sebuah kemantapan tujuan hidup akan bergantung kepada dimana dia ditanam. Dan semoga saya menemukan sesuai tujuan saya tertanam sebelumnya.

MENEMBUS RUANG DAN WAKTU BERKENALAN DENGAN IKHLAS


Fauzani Agitya Cahyantoro
09301244012


                Refleksi kali ini diawali dengan menuliskan 10 pertanyaan secara spontan kepada bapak Marsigit. Pertanyaan kemudian dikumpulkan lalu dibaca oleh Bapak Marsigit satu persatu. Pertanyaan pertama dari saudari Mira tentang hal ikhwal ikhlas. Jawabannya, ikhlas dapat menembus ruang dan waktu, ikhlas termasuk ke dalam spiritual pondasionalism. Ikhlas dapat berarti luas yang meliputi sabar, tawakal, pengendalian diri  dan lain-lain.
Seorang spiritualis berkata,”Aku sedang menyaksikan hiruk pikuk orang berlalu lalang,tidak lebih nya mereka adalah mayat2 hidup yg berjalan”.
Orang yang sedang bersamanya menjawab,”Kenapaengkau bisa menyimpulkan seperti itu wahai Spiritualis?”
Spiritualispun menjawab,”Karena melihat sebagian dari mereka itu tiadalah doa didalam hati.”
Menurut kaum spiritualis jika engkau semenitpun tidak berdoa maka engkau seperti mayat hidup. jadikanlah doamu itu selalu kontinu dalam keadaan apapun. berfilsafat itu pola pikir, deajatnya lebih rendah dari spiritualis.
Seorang fisuf berkata,”Aku sedang menyaksikan hiruk pikuk orang berlalu-lalang, akan tetapi sebagian mereka itu tidak lebihnya sepeti mayat2 yang hidup,
seorang yang bersamanya bertanya,”kenapa engkau bisa menyimpulkan seperti itu wahai Filsuf?”
Filsufpun menjawab,”Karena sebagian dari mereka itu sebenar2nya tidak berfikir.”
Ruang itu dapat dimisalkan sebagai dimensi satu, dimensi dua, dimensi tiga seperti di dalam matematika. Dimensi, material, formal, normatif, dan spritual juga adalah ruang. Tua muda, suami istri juga merupakan ruang. Maka yang ada dan yang mungkin ada mempunyai dimensi ruang. Berfilsafat itu harus mempunyai ketrampilan menembus ruang-ruang yang ada kalau tidak fisikku maka formalku. Jika dalam menembus, dikenalnya diri di kampung adalah formal. Waktu ada tiga macam menurut Kant, yaitu waktu kerurutan, berkelanjutan dan bersatuan. Untuk bisa memahami ruang kita gunakan waktu, untuk bisa memahami waktu kita gunakan ruang.
Secara normatif bagaimana kita menembus ruang dan waktu? Ada metodologinya, yaitu: pemahaman kita akan fenomenologi (didalamnya memuat ruang dan waktu) dan pemahaman fondalisme atau anti fondalisme (intuisi). Femonolgi tokohnya Husserl, di dalam femonolgi apapun nantinya diterapkan dalam matematika karena hubungannya sangat dekat. Di dalam femonologi tersebut ada dua macam: idealisasi dan abstraksi. Idealisasi adalah menganggap  sempurna sifat yang ada, karena di dunia ini tidak ada yang sempurna. Abstraksi adalah kodrat, dipilih atau memilih, atau kegiatan mereduksi (reduksionisme). Hakekatnya manusia itu reduksionis, dimana kita akan mati saja sudah ditentukan. Lahir dan mati bagaikan fungsi korespodensi satu-satu, manusia yang lahir pasti akan mati. Tidak ada manusia yang lahir sekali tapi dalam hidupnya bisa mati sampai lima kali. Hidup juga kontradiksi, karena pada saat kita bersifat reduksi maka disaat yang sama kita bersifat melengkapi. Manusia berusaha untuk melengkapi hidupnya, ilmunya, keluarganya, inilah sebenar-benarnya kita bersifat kontradiksi.
Seseorang atau makhluk bisa menembus ruang dan waktu sangatlah hebat. Jika berpikir filsafat maka profesional yaitu cirinya lebih spesifik dan rinci serta dapat diberikan contohnya. Menembus ruang dan waktu tidak ada subjeknya maka apabila kita beri siapa yang akan menembus ruang dan waktu maka akan menjadi lebih rinci lagi. Ternyata manusia mempunyai dimensi yang lengkap, yaitu dimensi material, formal, normatif dan spritual. Dan karakter menembus ruang dan waktu ternyata mempunyai karakter yang berbeda, secara material misalnya kita terjun payung maka kita berpindah dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah, secara formal misalnya kenaikan pngkat, secara normatif misalnya pikiranku bisa menembus ruang dan waktu dengan sekejap pikiranku bisa sampai dengan cepat di London, Tokyo dsb, apalagi secara spritual karena hukumnya doa lebih cepat dari pikiran. Menembus ruang dan wktu adalah apa dan siapa apakah dengan sadar atau tidak sadar.
Sebab dari segala sebab bagi orang yang percaya dan beragama itu Tuhan. dalam filsafat disebut Kausa Prima, (menurut : Aristoteles) maka orang beragama itu merupakan kaum pondasionalism yg hidupnya berdasarkan sebab awal. maka perjanjian adalah merupakan pondasion, ijab qobul juga merupakan suatu pondasion. Apakah ada yg tidak menggunakan pondasion? Ada misalnya intuisi, sejak kapan anda dapat membedakan besar kecil? Kalau anda tidak dapat membedakannya berarti anda bukan merupakan golongan intuisionism. Sejak kapan kau bisa membedakan laki-laki perempuan? maka, banyak sekali sampai tak terhingga anda tidak dapat mengetahui awal permukaannya, itulah yang dinamakan intuisionism.
Dua hal filsafat oportunitisme dan perfeksionisme yang memberikan dampak kurang baik bagi lingkungan sekitar akan menimbulkan pemikiran filsafat yang hedonis dengan syarat utama faktor ekonomi sebagai rajanya. Oportunis dalam mencapai ke puncak kemapanan ekonominya. Begitu pula perfeksionis dalam mencapai ke puncak kemapanan ekonominya. Bagi saya pola pemikiran hedonisme adalah tentang sebuah konsumsi akan kebutuhannya setelah melakukan oportunis dan perfeksionis kemapanan ekonominya tercapai. Hal itu menimbulkan berbagai pola pemikiran yang tiada henti. Bisa saja disebut nafsu.
Akan tetapi suatu saat kekontinuan pola konsumtif dalam filsafat hedonisme dapat terhenti melalui sebuah prosesi ilmu pengetahuan. Dimana pada masanya terbukti bahwa jaman dimana ilmu pengetahuan menjadi raja juga pernah terjadi. Dan pada masa sekarang, hal itu sudah mengalami perubahan dalam hal-hal tertentu.
Sebuah tanda ini memunculkan intisari akan sebuah keabsolutan spiritualisme sebagai hal yang seharusnya dinilai melebihi transeden yang tercipta. Sebuah kemantapan tujuan hidup akan bergantung kepada dimana dia ditanam. Dan semoga saya menemukan sesuai tujuan saya tertanam sebelumnya.

MENEMBUS RUANG DAN WAKTU BERKENALAN DENGAN IKHLAS


Fauzani Agitya Cahyantoro
09301244012


                Refleksi kali ini diawali dengan menuliskan 10 pertanyaan secara spontan kepada bapak Marsigit. Pertanyaan kemudian dikumpulkan lalu dibaca oleh Bapak Marsigit satu persatu. Pertanyaan pertama dari saudari Mira tentang hal ikhwal ikhlas. Jawabannya, ikhlas dapat menembus ruang dan waktu, ikhlas termasuk ke dalam spiritual pondasionalism. Ikhlas dapat berarti luas yang meliputi sabar, tawakal, pengendalian diri  dan lain-lain.
Seorang spiritualis berkata,”Aku sedang menyaksikan hiruk pikuk orang berlalu lalang,tidak lebih nya mereka adalah mayat2 hidup yg berjalan”.
Orang yang sedang bersamanya menjawab,”Kenapaengkau bisa menyimpulkan seperti itu wahai Spiritualis?”
Spiritualispun menjawab,”Karena melihat sebagian dari mereka itu tiadalah doa didalam hati.”
Menurut kaum spiritualis jika engkau semenitpun tidak berdoa maka engkau seperti mayat hidup. jadikanlah doamu itu selalu kontinu dalam keadaan apapun. berfilsafat itu pola pikir, deajatnya lebih rendah dari spiritualis.
Seorang fisuf berkata,”Aku sedang menyaksikan hiruk pikuk orang berlalu-lalang, akan tetapi sebagian mereka itu tidak lebihnya sepeti mayat2 yang hidup,
seorang yang bersamanya bertanya,”kenapa engkau bisa menyimpulkan seperti itu wahai Filsuf?”
Filsufpun menjawab,”Karena sebagian dari mereka itu sebenar2nya tidak berfikir.”
Ruang itu dapat dimisalkan sebagai dimensi satu, dimensi dua, dimensi tiga seperti di dalam matematika. Dimensi, material, formal, normatif, dan spritual juga adalah ruang. Tua muda, suami istri juga merupakan ruang. Maka yang ada dan yang mungkin ada mempunyai dimensi ruang. Berfilsafat itu harus mempunyai ketrampilan menembus ruang-ruang yang ada kalau tidak fisikku maka formalku. Jika dalam menembus, dikenalnya diri di kampung adalah formal. Waktu ada tiga macam menurut Kant, yaitu waktu kerurutan, berkelanjutan dan bersatuan. Untuk bisa memahami ruang kita gunakan waktu, untuk bisa memahami waktu kita gunakan ruang.
Secara normatif bagaimana kita menembus ruang dan waktu? Ada metodologinya, yaitu: pemahaman kita akan fenomenologi (didalamnya memuat ruang dan waktu) dan pemahaman fondalisme atau anti fondalisme (intuisi). Femonolgi tokohnya Husserl, di dalam femonolgi apapun nantinya diterapkan dalam matematika karena hubungannya sangat dekat. Di dalam femonologi tersebut ada dua macam: idealisasi dan abstraksi. Idealisasi adalah menganggap  sempurna sifat yang ada, karena di dunia ini tidak ada yang sempurna. Abstraksi adalah kodrat, dipilih atau memilih, atau kegiatan mereduksi (reduksionisme). Hakekatnya manusia itu reduksionis, dimana kita akan mati saja sudah ditentukan. Lahir dan mati bagaikan fungsi korespodensi satu-satu, manusia yang lahir pasti akan mati. Tidak ada manusia yang lahir sekali tapi dalam hidupnya bisa mati sampai lima kali. Hidup juga kontradiksi, karena pada saat kita bersifat reduksi maka disaat yang sama kita bersifat melengkapi. Manusia berusaha untuk melengkapi hidupnya, ilmunya, keluarganya, inilah sebenar-benarnya kita bersifat kontradiksi.
Seseorang atau makhluk bisa menembus ruang dan waktu sangatlah hebat. Jika berpikir filsafat maka profesional yaitu cirinya lebih spesifik dan rinci serta dapat diberikan contohnya. Menembus ruang dan waktu tidak ada subjeknya maka apabila kita beri siapa yang akan menembus ruang dan waktu maka akan menjadi lebih rinci lagi. Ternyata manusia mempunyai dimensi yang lengkap, yaitu dimensi material, formal, normatif dan spritual. Dan karakter menembus ruang dan waktu ternyata mempunyai karakter yang berbeda, secara material misalnya kita terjun payung maka kita berpindah dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah, secara formal misalnya kenaikan pngkat, secara normatif misalnya pikiranku bisa menembus ruang dan waktu dengan sekejap pikiranku bisa sampai dengan cepat di London, Tokyo dsb, apalagi secara spritual karena hukumnya doa lebih cepat dari pikiran. Menembus ruang dan wktu adalah apa dan siapa apakah dengan sadar atau tidak sadar.
Sebab dari segala sebab bagi orang yang percaya dan beragama itu Tuhan. dalam filsafat disebut Kausa Prima, (menurut : Aristoteles) maka orang beragama itu merupakan kaum pondasionalism yg hidupnya berdasarkan sebab awal. maka perjanjian adalah merupakan pondasion, ijab qobul juga merupakan suatu pondasion. Apakah ada yg tidak menggunakan pondasion? Ada misalnya intuisi, sejak kapan anda dapat membedakan besar kecil? Kalau anda tidak dapat membedakannya berarti anda bukan merupakan golongan intuisionism. Sejak kapan kau bisa membedakan laki-laki perempuan? maka, banyak sekali sampai tak terhingga anda tidak dapat mengetahui awal permukaannya, itulah yang dinamakan intuisionism.
Dua hal filsafat oportunitisme dan perfeksionisme yang memberikan dampak kurang baik bagi lingkungan sekitar akan menimbulkan pemikiran filsafat yang hedonis dengan syarat utama faktor ekonomi sebagai rajanya. Oportunis dalam mencapai ke puncak kemapanan ekonominya. Begitu pula perfeksionis dalam mencapai ke puncak kemapanan ekonominya. Bagi saya pola pemikiran hedonisme adalah tentang sebuah konsumsi akan kebutuhannya setelah melakukan oportunis dan perfeksionis kemapanan ekonominya tercapai. Hal itu menimbulkan berbagai pola pemikiran yang tiada henti. Bisa saja disebut nafsu.
Akan tetapi suatu saat kekontinuan pola konsumtif dalam filsafat hedonisme dapat terhenti melalui sebuah prosesi ilmu pengetahuan. Dimana pada masanya terbukti bahwa jaman dimana ilmu pengetahuan menjadi raja juga pernah terjadi. Dan pada masa sekarang, hal itu sudah mengalami perubahan dalam hal-hal tertentu.
Sebuah tanda ini memunculkan intisari akan sebuah keabsolutan spiritualisme sebagai hal yang seharusnya dinilai melebihi transeden yang tercipta. Sebuah kemantapan tujuan hidup akan bergantung kepada dimana dia ditanam. Dan semoga saya menemukan sesuai tujuan saya tertanam sebelumnya.