By : Dr. Marsigit, M.A
Reviewed by : Fauzani Agitya Cahyantoro
“Guru membiarkan siswa untuk bekerja secara individu dan dalam kelompok yang kurang formal untuk melakukan mathematisasi horisontal, dan kemudian mengantisipasi struktur untuk meningkatkan kegiatan yang lebih bersifat matematisasi formal.” Apakah Matematisasi horisontal itu?
Dari suatu analisis pelajaran yang telah disampaikan, siswa diupayakan untuk mengembangkan mathematisasi horisontal yaitu melalui beberapa kegiatan sebagai berikut:
a. mengidentifikasi atau menjelaskan matematika spesifik:
• dalam kegiatan rutin ada konsep penjumlahan dan pengurangan yaitu
7 + 7 + 7 + 7 .... atau mengurangi dengan 7 (untuk berenang)
8 +8 +8 +8 +8 .... atau mengurangi dengan 8 (untuk berkebun)
• dalam pertanyaan "berapa kali kegiatan umum" ada konsep "frekuensi" atau "Selain itu mengulangi atau pengurangan" misalnya:
- Selama 10 bulan, Shinta pergi ke berenang 10 x 5 = 50 kali
- Selama 10 bulan, Shinta pergi ke berkebun 10 x 4 = 40 kali
b. schematizing, ialah merumuskan dan visualisasi masalah dalam cara yang berbeda
• ada berbagai cara dalam menentukan multiple nomor 7 dan 8 misalnya menggunakan kalender, menggunakan seri angka, menggunakan kalkulator dan memanipulasi simbol-simbol yang berbeda untuk 7 dan 8.
• Ada skema yang berbeda pada menentukan bentuk umum dari 7 dan 8 c. menemukan hubungan
d. menemukan keteraturan
• Konsep membangkitkan keteraturan dari konsep "kegiatan rutin"
e. mengenali aspek dalam masalah yang berbeda isomorfik
• Para siswa mengidentifikasi bahwa kegiatan yang akan dimanipulasi tidak hanya tentang "berenang" dan "berkebun", tetapi juga dapat berupa sebagai "kelompok belajar", "kegiatan laboratorium" atau "pergi ke perpustakaan"
f. mentransfer masalah dunia nyata untuk masalah matematika
• Ada konsep-konsep kunci mencerminkan dengan kata kunci tentang bagaimana siswa dapat mentransfer masalah dunia nyata ke dalam konsep matematika "umum", "biasa", "rutin", "jumlah", dll
Kesimpulan
Dalam Lesson Study, para peneliti telah merangkum upaya guru untuk mempromosikan Konsep berpikir siswa Least common multiple (LCM) Melalui Pendekatan Realistis. Hasil mencolok dari studi ini digambarkan bahwa:
1. Cara berpikir siswa tentang konsep LCM disumbangkan oleh mempekerjakan guru dalam konteks kehidupan nyata sebagai titik awal untuk pembelajaran mereka.
2. "Format kalender masalah" adalah model yang berguna bagi siswa untuk menjembatani pemikiran matematika antara abstrak dan nyata, dan membantu siswa untuk belajar LCM di berbagai tingkat abstraksi.
3. Berpikir siswa tentang konsep LCM bersamaan dipengaruhi oleh penggunaan produksi mereka sendiri rumus dan strategi
4. Dalam pemikiran konsep LCM, interaksi antara guru dan siswa, siswa dan siswa adalah kegiatan penting.
5. siswa berpikir tentang konsep LCM dipengaruhi oleh koneksi antara untaian konsep-konsep matematika dikembangkan sebelumnya misalnya konsep faktor nomor, koneksi dengan masalah-masalah yang berarti di dunia nyata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar